13 August 2009

Mountaineering

Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering dalam arti luas disebut juga suatu perjalanan yang dimulai dengan berjalan dibukit sampai dengan mendaki gunung yang tinggi dan sulit (hill walking – expedisi). Jadi mountaineering bisa di simpulkan dengan suatu kegiatan pendakian.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.



MENGAPA MENDAKI GUNUNG ???


MENGAPA MENDAKI GUNUNG ???

Karena mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.



Bagi orang awam, kegiatan petualangan seperti mendaki gunung selalu mengundang pertanyaan klise “mau apa sih kesana???”. Pertanyaan sederhana tapi sering membuat bingung yang ditanya atau bahkan mengundang rasa kesal. George F. Mallory, seorang pendaki Inggris menjawab pertanyaan tersebut “because it is there”. Mallory bersama rekannya menghilang di everest tahun 1924. Soe hook Gie (Mapala UI) menulis dalam puisi “Aku Cinta Pangarango; karena aku mencintai kebenaran hidup”. Dia tewas tercekik gas beracun di puncak Mahameru tanggal 16 Desember 1969.

Motivasi mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis, kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap manusia.

Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.



MANAJEMEN PENDAKIAN

Seperti yang kita ketahui pendakian bukanlah suatu aktifitas yang sederhana, sama dengan aktifitas lainnya, pendakianpun membutuhkan persiapan dan managemen yang tepat, agar pendakian yang akan di laksanakan akan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Baik sadar maupun tidak hampir semua pendaki pasti melakukan managemen pendakian ini sebelum melakukan perjalanan. Bagi yang pernah mendaki atau melakukan perjalanan, dari rumahpun pasti sudah memilki rencana, kemana akan mendaki, dengan cara apa bisa sampai ke lokasi, seberapa banyak logistik yang akan di bawa, dengan siapa akan melakukan pendakian dan sebagainya. Di dalam pendakian gunung dikenal dengan isitilah managemen pendakian, secara garis besar managemen pendakian menganut prinsip 4W + 1H yaitu

* Where / dimana, artinya dimana kita akan melakukan pendakian tersebut. Dengan menentukan atau mengetahui daerah yang akan kita lalui atau yang akan kita daki maka paling tidak kita sudah dapat mengenal medan yang akan didaki dengan cara mencari informasi sebanyak – banyaknya sehingga kita dapat memprediksikan kebutuhan yang kita perlukan selama perjalanan atau pendakian tersebut baik peralatan dan logistik yang di perlukan. misalkan, kita akan mendaki gunung merbabu dimana pendakian gunung merbabu dapat di jalani dalam waktu satu hari satu malam pasti akan membutuhkan perlengkapan logistik dan peralatan yang berbeda jika kita ingin mendaki gunung semeru misalnya, yang membutuhkan waktu lebih dari satu hari satu malam

* Who / siapa, kita harus tahu dengan siapa kita akan melakukan perjalanan atau pendakian serta harus tahu berapa banyak rekan perjalanan kita tersebut, dengan demikian kita akan dapat mengukur kekuatan kita dan rekan perjalanan kita, sehingga kitajuga mampu memprediksi berapa lama perjalanan yang akan di tempuh dan persiapan apa saja yang harus di persiapkan, misalkan apakah rekan seperjalanan kita mudah lelah, jika benar, maka kita akan cenderung siap dengan tipe perjalanan santai, yang tidka bisa memaksakan, begitu juga jika kita mambawa rombongan dalam pendakian masal, maka pola pendakian akan sangat berbeda di bandingkan jika kita melakukan pendakian dalam tim kecil 3 -4 orang saja

* Why / mengapa, alasan apa yang kita ambil dalam perjalanan itu, karena pendakian santai akan berbeda dengan pendakian yang dilakukan dalam rangka diksar ataupun SAR. dengan mengetahui alasan pendakian kita juga mampu membuat sebuah rencana pendakian yang tepat dan dapat mempersiapkan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang di maksud
* When / kapan, kita juga harus mengetahui kapan kita akan melakukan perjalanan atau pendakian tersebut. misalakan kita akan melakukan pendakian pada saat musim hujan, pasti berbeda dalam mempersiapkan kebutuhan yang akan kita bawa di banding jika kita akan mendaki pada saat musim kemarau, paling tidak dengan mengetahui kondisi (waktu) kita akan melakukan perjalanan, akan menambah kemampuan kita untuk memprediksi hal – hal yang mungkin kita temui di lapangan

* How / bagaimana, yang terakhir adalah bagaimana kita akan melakukan perjalanan atau pendakian tersebut, dengan mengetahui lokasi yang akan kita lalui / daki, dengan siapa kita akan melakukan perjalanan, mengapa kita melakukan perjalanan tersebut, dan kapan kita akan melakukan perjalanan itu, maka kita akan bisa membuat rencana perjalanan secara seksama berupa petunujuk pelaksanaan yang pada akhirnya dapat di pergunakan untuk acuan supaya perjalanan atau pendakian berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan kita.

jadi sebenarnya managemen pendakian ini mencakup segala hal yang berhubungan dengan pendakian. Dengan mempergunakan managemen pendakian yang baik dan benar, maka sebuah perjalanan atau pendakian akan menjadi lebih nyaman dan teratur, sehingga mengeliminasi kemungkinan terjadinya hal – hal yang tidak di inginkan. Dengan memiliki managemen pendakian ini, akan mempermudah orang untuk memberikan pertolongan kepada kita jika terjadi sesuatu hal terhadap diri kita di dalam perjalanan

LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN

Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :

1. Persiapan
Yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah :

Menentukan pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan pendakian, perhitungan anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan perlengkapan/transportasi dan segala macam urusan lainnya yang berkaitan dengan pendakian.

Persiapan fisik dan mental anggota pendaki, ini biasanya dilakukan dengan berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik serta memaksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam pendakian beserta cara-cara pencegahan/pemecahannya.

2. Pelaksanaan
Bila ingin mendaki gunung yang belum pernah didaki sebelumnya disarankan membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang telah pernah mendaki gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan membaca jalur pendakian.
Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Kelompok pelopor
- Kelompok inti
- Kelompok penyapu

Masing-masing kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan (penanggungjawab koordinasi).

Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang tersedia di setiap base camp pendakian, biasanya menghubungi anggota SAR atau juru kunci gunung tersebut.
Didalam perjalanan posisi kelompok diusahakan tetap yaitu : Pelopor di depan (disertai guide), kelompok inti di tengah, dan team penyapu di belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar peraturan ini.

Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah tiba di puncak dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada yang tertinggal.

3. Evaluasi
Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena dengan evaluasi kita akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan (vivat et floreat).

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG

Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1.Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.


2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.


3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.


4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan..

TAHAP PERSIAPAN

1. Nutrisi
Yang diperlukan oleh tubuh yaitu :
- Karbohidrat (1 gram = 1 kalori)
- Lemak (1 gram = 9 kalori)
- Protein (1 gram = 4 kalori)
- Vitamin ( A, B, C, D, E, K)
- Mineral/elektrolit
- Air
Keenam unsur nutrisi di atas mutlak dibutuhkan oleh manusia dalam hidup sehari-hari. Jika terdapat kekurangan salah satu unsur dan berlangsung berlarut-larut maka sel-sel akan mengalami kerusakan dilanjutkan dengan kematian.

Dalam melakukan suatu aktifitas, unsur nutrisi yang berperan penting adalah karbohidrat sebagai suplier energi pertama yang selanjutnya digunakan sebagai sumber tenaga. Jika energi tidak dipakai/lebih maka akan disimpan dalam bentuk lemak yang akan ditumpuk di bawah kulit atau melapisi suatu organ. Lemak akan diubah menjadi energi bila tubuh memerlukan sumber tenaga, sedangkan tubuh tidak mendapatkan suplai karbohidrat dari luar (makanan).
Unsur protein yang digunakan sebagai unsur pembangun/perombak sel-sel yang telah rusak/mati dan untuk proses itu diperlukan energi dan peran unsur lain.
Vitamin diperlukan bagi tubuh untuk menunjang berlangsungnya proses pembangunan maupun perombakan sel-sel tubuh. Sedangkan air dan elektrolit paling banyak dibutuhkan sebagai stabilisator dari kehidupan setiap sel di tubuh.
Jadi keberadaan setiap unsur tersebut mutlak adanya, dalam arti jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan hal itu tergantung dari : usia, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, aktifitas, kondisi tubuh tertentu, periode tertentu dari wanita (misal menstruasi).


Aktifitas mountaineering adalah satu aktifitas yang besar (lebih dari 2500 kalori). Untuk itu diperlukan makanan yang banyak mengandung karbohidrat seperti nasi, ubi, roti, mie, gala-gula, coklat, dan sebagainya.
Agar penyerapan makanan dalam tubuh lebih optimal sebaiknya dimakan dalam keadaan segar, suhu sesuai dengan suhu tubuh/hangat, mudah dicerna, tidak berlebihan jumlahnya, sebelum melakukan aktifitas atau 1 jam setelah melakukan aktifitas, usahakan jangan makan makanan yang merangsang lambung.

Air sangat dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktifitas untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, baik lewat keringat maupun evaporasi.

2. Exercise
Latihan fisik sangat diperlukan sebelum melakukan suatu aktifitas berat, karena berguna untuk :
- melatih otot jantung
- melatih paru-paru
- melatih elastisitas tubuh
Melatih otot jantung dimaksudkan agar kerja otot jantung lebih optimal sehingga jantung dapat memompa darah dalam jumlah dan frekuensi yang optimal sehingga darah dapat dialirkan ke otak dan seluruh tubuh.
Melatih kerja paru-paru dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas alveoli-alveoli paru dalam pertukaran oksigen dan gas CO2 serta melatih memperbesar volume udara yang akan diserap oleh paru-paru dalam tiap menit dalam frekuensi yang sama seperti saat tak ada aktifitas.
Jika kerja dari jantung dan paru-paru optimal maka peredaran darah ke otak dan ke seluruh tubuh akan lancar, artinya suplai nutrien ke seluruh sel-sel tubuh serta pertukaran zat yag tidak digunakan akan lancar.
Melatih elastisitas tubuh dimaksudkan untuk melatih kelenturan otot dan sendi dari peregangan, penekanan atau puntiran. Latihan ini harus dilakukan secara bertahap dan teratur. Latihan ini juga akan merangsang peningkatan metabolisme dari sel-sel otot itu sendiri sehingga sel oto lebing mengembang dan elastis.
Dari penelitian kesehatan, olahraga lebih baik dilakukan pada saat kadar oksigen di udara tinggi, yaitu pada pagi dan sore hari dan sebaiknya dilakukan ditempat terbuka. Adapun jenis olahraga yang dibutuhkan adalah semua jenis olahraga yang melatih kerja jantung dan paru-paru yang dilakukan secara teratur dan tidak berlebihan.
penting : exercise ini hanya berlaku bagi yang tidak mempunyai kelainan pada jantung/paru-paru.



TAHAP AKTIFITAS

  1. Faktor Non-Fisik
    Yang harus diperhatikan adalah :
    - Kondisi alam : Cuaca, tipe medan
    -
    Lamanya aktifitas berlangsung
    - Jenis aktifitas
    - Sarana Pendukung : Tim, Pribadi
  1. Faktor Fisik
    Kegiatan pendakian adalah kegiatan fisik total, maka dalam melakukannya perlu diperhatikan :
    - Sehat fisik dan mental, jika salah satu atau keduanya mengalami gangguan maka akan memperburuk keadaan yang telah dialami dan sering menimbulkan faktor celaka.
    - Tidak memforsir tenaga, jika mengalami kelelahan sebaiknya istirahat dulu karena jika kelelahan berkelanjutan akan lebih membahayakan diri.
    - Tidak minum alkohol karena alkohol justru dapat menurunkan stamina tubuh akibatnya tubuh tidak dapat menahan suhu dingin. Alkohol juga dapat menyebabkan gangguan otak, akibatnya bisa terjadi halusinasi dan disorientasi.
    - Gunakan waktu istirahat seefektif mungkin untuk mengembalikan stamina, hematlah energi yang telah terbatas dengan istirahat.
    - Pakailah pakaian yang dapat melindungi tubuh dari kedinginan sehingga mengurangi resiko terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan yang akibatnya bisa terjadi hipotermia yang bisa mengancam keselamatan jiwa..

Sebelum melakukan perjalanan di alam bebas

Sebelum kita melakukan perjalanan hendaklah selalu memikirkan rencana cadangan jika terjadi sesuatu yang buruk. misalnya apa yang dilakukan jika perjalanan tertunda, jika tersesat, jika cedera, dan apakah kita merasa siap untuk mengantisipasi semua itu.

Kemampuan bernavigasi sangatlah diperlukan, pelajarilah dasar-dasar penggunaan peta dan kompas. Belajarlah dengan semua media yang ada seperti buku, internet, peta topografi, dan media yang lain. Belajarlah dengan orang yang mengerti cara membaca peta topografi dan penggunaan kompas.dan belajarlah semaksimal mungkin.

“bermainlah” di alam bebas walaupun hanya perjalanan seharian kemudian pelajarilah jalur yang baru saja anda lewati dalam peta di rumah. Jika anda melakukannya tidak dalam keadaan tertekan, maka akan memudahkan anda untuk lebih terbiasa dan nyaman dengan keunikan garis kontur dari suatu peta topografi.

Suatu hal yang sangat penting ketika anda melakukan suatu perjalanan alam bebas, beritahukan kepada seseorang jalur yang akan anda lewati, fotokopi peta anda kemudian plot rencana jalur anda (minimal point start), kemudian berikan kepada saudara, teman, atau petugas basecamp setempat. Jika anda merubah jalur semula, sebelum memulai perjalanan beritahukan kepada mereka. Hal ini sangat berguna dalam pencarian jika nantinya anda tersesat.

Selama Dalam Perjalanan

Selain perlengkapan dasar, bawalah bohlam lampu senter cadangan, pensil atau polpen, dan makanan darurat, berjanjilah kepada diri anda sendiri untuk tidak memakannya jika anda lapar selama masih ada makanan di awal perjalanan anda.

Cek selalu peta yang anda bawa, meskipun anda berada dalam jalur pendakian, ingatlah selalu dan rasakan bagaimana keadaan kontur di sekeliling anda.

Tetaplah selalu bersama-sama!!! Jika salah satu dari anggota anda terpisah, maka ia dapat dengan mudah keluar dari jalur yang semestinya dan tersesat.

Bawalah peluit dan letakkan di tempat yang mudah dijangkau misalnya diikatkan pada tali punggung tas sehingga mudah untuk diraih.

Bawalah alat penunjuk waktu sehingga anda dapat selalu mengetahui waktu. Hindarilah percaya diri yang berlebihan. Beberapa orang percaya tersesat hanya terjadi pada orang lain. Buang jauh-jauh ego anda dan biasakan untuk mengecek ulang posisi anda dan sadarilah dimana seharusnya anda berada. Ketika anda menjumpai bentang alam yang menonjol seperti percabangan jalan, jembatan, atau tempat peristirahatan, cobalah untuk mencari lokasinya dalam peta. Ini akan lebih membuat anda yakin dimana anda berada.

PERALATAN/PERLENGKAPAN PENDAKIAN

Pendakian adalah sebuah kegiatan yang beresiko tinggi, tak benar jika kita tak ada persiapan apapun untuk menjalankannya, sehingga apapun yang kita lakukan seyogyanya ada persiapan dan perencanaan. Berikut coba saya sampaikan beberapa perlengkapan yang kiranya kita siapkan untuk sebuah pendakian:

A. Perlengkapan Jalan (untuk medan gunung hutan)

1. Sepatu
Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
Sesuai dengan bentuk dan ukuran kaki
Harus kuat untuk pemakaian yang berat
Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu :
Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
Kulit tebal, tidak mudah sobek
Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki

Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit telapak kaki.

2. Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :
Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan kulit sepatu.
Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang dingin.


3. Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :
Kuat, lembut
Ringan
Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
Praktis

Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.

4. Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :
Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
Kuat
Ringan
Tidak mengganggu pergerakan
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis
Mudah kering

5. Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi Jepang.

6. Sarung tangan Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
Sebaiknya terbuat dari kulit
Bentuknya sesuai dengan tangan kita
Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.

7. Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat air minum, tempat alat-alat P3K, dll.

8. Ransel / Carrier

Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan, terbuat dari bahan yang water proof.

Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas, zippernya cukup kokoh, dsb.

Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel yang mempunyai rangka, agar berat beban merata dan seimbang. Selain itu juga membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.

Praktis, kantung-kantung tambahan serta pembagian ruangan akan memudahkan untuk mengambil barang-barang tertentu.

9. Peralatan navigasi
- Kompas, peta, penggaris, busur derajat/protector, pensil, dll.

10. Lampu Senter

Dengan bola lampu dan baterai cadangan

11. Peluit

12. Pisau

Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti Victorinox

Pisau pinggang

Golok tebas

B. Perlengkapan Tidur

1. Satu set pakaian tidur

2. Kaus kaki untuk tidur

3. Sleeping bag

4. Matras

5.Tenda/ponco/flysheet untuk bivak


C. Perlengkapan Masak dan Makan

Perlengkapan masak

1. kompor gunung (tahu/colman,trangia)

2. nesting

3. pemantik api

4. bahan pembuat api (lilin, spirtus,karet ban dll)

5. Kantung air / tempat air

Menyusun Perlengkapan Kedalam Ransel/carrier (Packing)

Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.

Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.

Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).

Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.


Perencanaan Perbekalan

Dalam perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Lamanya perjalanan yang akan dilakukan

Aktifitas apa saja yang akan dilakukan

Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perjalanan:
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, mudah didapat
e. Murah


Untuk dapat merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat-syarat diatas, kita dapat mengkajinya dengan langkah-langkah berikut :

Dengan informasi yang cukup lengkap, perkirakan kondisi medan, aktifitas tubuh yang perlukan, dan lamanya waktu. Perhitungkan jumlah kalori yang diperlukan.

Susun daftar makanan yang memenuhi syarat diatas, kemudian kelompokan menurut komposisi dominan. Hidrat arang, protein, lemak, hitung masing-masing kalori totalnya (setelah siap dimakan).

Perhitungan untuk vitamin dan mineral dapat dilakukan terakhir, dan apabila ada kekurangan dapat ditambah tablet vitamin dan mineral secukupnya.

Catatan :

Kandungan kalori :

hidrat arang

4 kal/gr

lemak

9 kal/gr

protein

4 kal/gr

Kalori paling cepat didapat dari :

1. Hidrat arang
2. lemak
3. protein

Kebutuhan kalori per 100 pounds berat badan (sekitar 45 kg)

1

Metabolisme basal

1100 kalori

2

Aktifitas tubuh :

Jalan Kaki

2 mil/jam

45 kal/jam

3 mil/jam

90 kal/jam

4 mil/jam

160 kal/jam

Memotong kayu/tebas

260 kal/jam

Makan

20 kal/jam

Duduk (diam)

20 kal/jam

Bongkar pasang ransel, buat camp

50 kal/jam

Menggigil

220 kal/jam

3

Aktifitas dinamis khusus

= 6 - 8 % dari 1 dan 2

4

Total kalori yang dibutuhkan

= 1 + 2 + 3


Jenis Bahan Makanan dan Macam Makanan

Sumber kalori dari hidrat arang tiap 100 gram

Beras giling

360 kal

Nasi

178 kal

Havermout

390 kal

Kentang

90 kal

Singkong

140 kal

Macaroni

363 kal

Maizena

343 kal

Roti

248 kal

Tape singkong

173 kal

Gaplek

363 kal

Biskuit

458 kal

Sagu

353 kal

Terigu

365 kal

Ubi

123 kal

Gula pasir

364 kal

Gula aren

368 kal

Madu

294 kal

Coklat pahit

504 kal

Coklat manis

472 kal

Coklat susu

381 kal

Sumber Protein (tiap 100 gram)

Tempe

119 kla

Kacang tanah rebus dengan kulit

360 kal

Telur ayam

162 kal

Telur bebek

189 kal

Sumber protein dan lemak (tiap 100 gram)

Corned

241 kal

Daging asap

191 kal

Dendeng

433 kal

Sardens

338 kal

Menu makanan satu hari :

Mie 1.5 gelas

335 kal

Susu kental manis ½ gelas

336 kal

Dodol ½ ons

200 kal

Coklat 1 ons

472 kal

Nasi 2 ons

360 kal

Roti 1 ons

248 kal

Biscuit 1 ons

458 kal

Corned ½ ons

120 kal

Dendeng 1 ons

433 kal

TOTAL

2962 kal

Perlengkapan Perorangan :

  1. Carrier / Ransel
    2. Matras
    3. Rain coat / ponco
    4. Sleeping Bag
    5. Perlengkapan makan & minun
    6. Baju hangat / jaket + baju ganti (cadangan)
    7. Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
    8. Senter (Baterai + bohlam cadangan)
    9. Kupluk + topi rimba, sarung tangan
    10. Obat-obatan pribadi
    11. Kompas, webbing, tali
    12. Logistik
    13. Lilin
    14. Pisau serba-guna / Victorinox

Perlengkapan Team :

1. Tenda
2. Peralatan masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas

catatan : kadang tidak semua keperluan dibawa oleh anak2 gunung,dan semua keperluan tidak ada ukuran yang pasti karena itu tergantung dari jauh perjalanan dan medan yang harus kita tempuh!!

SISTEM PENDAKIAN

  1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
  2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak

TEKNIK MENDAKI GUNUNG

Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu.

berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.

Seperti juga pejalan kaki yang lain, anda harus berjalan dalam satu irama yang tetap, dengan kata lain, tidak kaku seperti robot. Tidak ubah bagai seorang penari, berjalan di gunung pun punya seni tersendiri. Kalau seorang penari mempunyai kenikmatan tersendiri dalam melakukan gerakan-gerakannya, maka seorang pendaki yang berjalan dalam irama tertentu juga harus dapat merasakannya sebagai suatu kesenangan tersendiri pula.

Ada beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan tentu saja melangkah, inilah hal pertama yang harus diperhatikan. Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk mlangkah terlalu lebar. Langkah-langkah yang terlalu lebar menyebabkan berat badan seringkali ditunjang oleh satu kaki saja karenanya keseimbangan badan pun gampang goyah. Dengan langkah-langkah yang kecil, berat badan dapat ditunjang secara mantap oleh kedua kaki. Perlu di ingat bahwa kaki bukan hanya untuk menahan berat badan, tetapi telah ditambah dengan berat barang yang ada dalam ransel. Dengan langkah-langkah kecil, gerakan nafas teratur, dan ini merupakan cara yang tepat untuk menghemat tenaga.

Bagi pendaki yang berpengalaman, berjalan dua atau tiga jam tanpa istirahat merupakan hal yang biasa. Tentu dibutuhkan kekuatan dan stamina yang cuma dapat diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang tidak sedikit. Akan tetapi, sebagai ukuran minimal boleh dikatakan bahwa berjalan satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal.

Ketika istirahat, duduklah dengan kaki yang melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah supya mengalir normal, karena ketika badan berjaln seluruh darah telah berpusat di kaki. Teguklah minuman secukupnya dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat di tempat berangin karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat, dapat menyebabkan terjadi kram pada otot.

Pilihlah lokasi istirahat yang baik. Secara psikologis lebih menguntungkan apabila anda memilih lokasi di bagian yang tinggi. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaab lelah setelah lama berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, kalau perlu di masak dulu agar hangat dan segar. Ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindarkn kram karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dari tubuh. Membawa buah segar seperti apel, pir, anggur juga sangat membantu untuk mengembalikan tenaga. karena mengandung banyak air dan vitamin maka mengkonsumsi buah segar juga sangat membantu.

Ketika anda berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Kalau melewati medan yang penuh kerikil dan batu-batui tajam, harap berhati-hati karena kaki mudah tergelincir jika ceroboh. Tidak berbeda apabila anda harus melintasi medan yang berbatu besar dan bulat seperti bebatuan pada sungai misalnya, anda harus melintasinya dengan melompat dari satu batu ke batu yang lain, yaitu dengan gerak sedemikian rupa cepatnya sehingga batu yang diinjak belum lagi sempat bergulir tetapi anda sudah melompat ke batu yang lain.

Cara di atas tentu saja berbahaya kalau kondisi anda sudah lelah. Cara lain yang lebih aman adalah dengan menaiki satu persatu batu tersebut, perlahan-lahan dengan memeriksa terlebih dahulu batu yang akan di injak, agar tak gampang bergulir nantinya. Cara mana sebaiknya yang akan dipakai, itu tergantung dari pengalaman dan tingkat kelelahan anda.

Medan yang berumput dan terjal seringkali membahayakan, terlebih ketika basah karena hujan atau embun. Pendaki yang tidak berhati-hati akan mudah tergelincir, terutama jika memakai sepatu yang tidak sesuai. Demikian pula dengan medan becek, berlumpur, licin dan berbahaya.

Jangan percaya pada pohon-pohon kecil di pinggir tebing. Pohon-pohon ini seringkali tidak cukup kuat untuk menahan bobot manusia, sehingga mudah tercabut. Batang-batang pohon itu banyak yang lapuk, lalu patah ketika anda menekalnya dan menahan badan di situ. Kalau tidak yakin betul, hanya gunakan pohon-pohon itu sebagai keseimbangan saja.

Mendaki di lereng gunung dengan tanah berpasir lebih sulit daripada di atas tanah keras. Setiap kali menjejak, tanah berpasir bisa melorot ke bawah. Anda kadang-kadang perlu menyepakkan kaki ke dalam tanah pasir itu agar tidak melorot. Orang kedua dan seterusnya dapat mengikuti bekas jejak orang pertama supaya tidak mudah lelah, karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih keras.

Berjalan di atas punggung dari sebuah tebing yang tipis dengan jurang menganga di sebelah kiri dan kanan merupaka kondisi kritis yang membutuhkan teknik tersendiri untuk mengulanginya. Angin kenang yang sering meniup akan menggoyahkan keseimbangan badan. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tiba-tiba dan membahayakan. Misalnya melempar batu atau mengayunkan tangan keras-keras. Berjalanlah dengan tenang dan penuh konsentrasi, tetapi tetap dalam irama yang teratur dan tidak kaku.

.BAHAYA DI GUNUNG

Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian.


1. Faktor Internal

Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain.

Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan-keterbatasan pada diri kita sendiri.

KLASIFIKASI PENDAKIAN


Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :


Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4: kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

NAVIGASI TUTORIAL

Pendahuluan

Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak

dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan

penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara lain

lomba orienteering. Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik

di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik

penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami.

Peta

Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari

permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang

sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.

Peta Topografi

Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut,dan keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.

Legenda peta antara lain berisi tentang :

a. Judul Peta

Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan,

sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula

b. Nomor Peta

Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat,

nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang

terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta

yang ada disekeliling peta tersebut.

c. Koordinat Peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu,

yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :


1. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan

garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan

dalam satuan derajat, menit, dan detik.

2. Koordinat Grid

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk

wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal

diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.

Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai

penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10

angka dihasilkan oleh GPS).

d. Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-

sifat garis kontur adalah :

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.

2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.

3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.

4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.

5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.

6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.

7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.

e. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak

horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :

1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm

(250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.

2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1

km jarak horizontal.

f. Legenda Peta

Legenda peta biasanya disertakan pada bagian

bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol

yang dipakai pada peta tersebut, yang penting

diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya,

sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di

Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran

Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan

Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map

Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada

tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan

interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta

keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan

Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m).

Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

g. Tahun Peta

Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun

pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

h. Arah Peta

Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-

huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya

juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :

1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.

2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak

tepat di kutub utara bumi.

3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.

Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi,

letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut

ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan

variasi magnetis.

1. Deklinasi Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak

paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.

2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis

3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.


4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.

Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat

Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian

suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan

ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :

-Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui,

memang ada rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta. tetapim rumus ini tidak selalu benar, beberapa

peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi

kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.

Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan

cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal

(1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta

keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran

Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada

ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.

Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :

1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum

2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya

(jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).

3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat,

dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).

4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga

kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung

harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no

3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar.

Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

Titik Triangulasi

Selain dari garis kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titk ketinggian. Titik

ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu titikatau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi

mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi untuk

menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik

triangulasi :

- Primer : P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350

- Sekunder : S.75/1750 Tersier : T.16/975

Mengenal Tanda Medan

Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan bentuk-bentuk atau

bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa


tanda medan dapat anda "baca" dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus

ada cari dilokasi, tanda-tanda medan itu antara lain :

- puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk

tonjolan lain yang menyolok.

- lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.

- belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.

- bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu juga tanjung yang

menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya

- di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang

dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai

kecil.

- dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya dapat dijadikan

sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik

peta kompas.

Kompas

1. Guna Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat

kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya

magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut

adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.

Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada; b) Jarum,

selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata

angin.

2. Jenis-Jenis Kompas, dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya

dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya

kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan

busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu

dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat

dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas,kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi.

Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau,

golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas

sehingga ketepatannya akan berkurang.

Altimeter

altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu dalam menentukan

posisi. Pada medan yang bergunung tinggi, resection dengan menggunakan kompas

sering tidak banyak membantu, disini altimeter lebih bermanfaat. Dengan menyusuri


punggungan-punggungan yang mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih

berperan dalam perjalanan, yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter :

- setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di

titik-titik ketinggian yang pasti.

- Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan

temperatur.

TUTORIAL NAVIGASI 2

Teknik Peta Kompas

1. Orientasi peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara

peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada

dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai,

atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan

dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara

sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :

a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok; b) Letakkan peta pada bidang

datar; c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas,

dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. d) Cari tanda-tanda medan yang

paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan. e)

Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan

yang khas dari setiap tanda medan.

2. Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga

sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth

Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran; b) Azimuth

Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut

yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.

back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya : bila sudut azimuth

lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka

sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat

atau 360 derajat.

3. Resection

Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang

dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak

selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu

punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :


a) Lakukan orientasi peta; b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah; c)

Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu; d)Bidik dengan kompas tanda-tanda

medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth; e) pindahkan sudut bidikan yang didapat

ke peta, dan hitung sudut pelurusnya; f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah

posisi kita di peta

4. Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda

medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda

yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.

Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita; b)bidik obyek

yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut

di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi

obyek yang dimaksud.

5. Koreksi sudut

Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya

tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,

selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari

kompas(azimuth)yaitu :

A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)

B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

Keterangan:

Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)

= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat

tanda (+)

Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)

=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

Contoh Perhitungan:

Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit

ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?

P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase

besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit

= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)

sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)

= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.


6. Analisa Perjalanan

Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,

dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.

a. Jarak

Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang

sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)

lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk

memperoleh jarak sebenarnya.

b. Waktu

Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang

diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi

pedoman dalam menempuh perjalanan.

c. Medan Tidak Sesuai Peta

Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai

kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang

sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.

Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,

lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada

peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat

dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah

(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta

1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

NAVIGASI SUNGAI

Pendahuluan

Dalam perjalanan menyusuri sungai, baik berjalan kaki atau dengan perahu, kita dituntut untuk menguasai

navigasi sungai seperti halnya navigasi darat dalam perjalanan gunung hutan. Secara praktis ilmu navigasi sungai

telah lama dikenal oleh orang dayak di pedalaman kalimantan. Sebab sungai merupakan satu-satunya sarana

angkutan bagi mereka. Dan dalam penentuan kedudukannya di sungai, mereka menggunakan tanda-tanda alam

yang berupa riam, belokan sungai, penyempitan/pelebaran sungai, muara dan lainnya.

2. Pengertian Navigasi Sungai

Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat dalam perjalanan penyusuran sungai.

Perbedaan yang mendasar antara navigasi sungai dan navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan

kedudukan. Pada navigasi darat, yang diambil sebagai acuan dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang

digambarkan oleh garis kontur, sedang pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah bentuk dari tepi kiri dan

kanan sungai, yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar di peta.

3. Perlengkapan Navigasi sungai

a. Peta


Ada dua macam peta yang digunakan yaitu:

1. Peta situasi sungai, peta ini tidak mempunyai

garis kontur, yang tergambar adalah sungai dan

desa yang ada di sepanjang daerah aliran sungai.

Skala peta yang dipakai sebaiknya 1:50.000 atau

1:25.000, yang cukup jelas menggambarkan k

fisik sungai. Peta ini umumnya dibuat oleh

perorangan yang pernah tinggal atau melakukan

survey dan pemetaan disepanjang sungai tersebut.

ondisi

2. Peta topografi, mempunyai kelebihan jika

dibandingkan dengan peta situasi karena dapat

membantu membaca kondisi alam di sekitar sungai

seperti berupa rawa, tebing, bukit maupun

pegunungan.

b. Kompas

Digunakan untuk menentukan sudut belokan-belokan sungai, kompas bidik dan kompas orienteering dengan

keakuratan yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.

c. Alat Tulis

Berupa kertas tulis, busur derajat, penggaris dan alat tulis. Dipakai untuk menentukan posisi, setelah terlebih

dahulu membidik sudut kompas dari sungai dan melakukan penaksiran jarak.

d. Altimeter

Altimeter bukan merupakan peralatan yang paling utama untuk menentukan posisi, tetapi lebih tepat untuk

mengetahui gradien sungai, yaitu beda tinggi antara dua titik di sungai dalam jarak 1 km (contoh gradien sungai 9

m/km, yaitu beda tinggi 9 m antara dua titik yang berjarak 1 km). Karena perbedaan tinggi pada penurunan sungai

relatif kecil untuk tiap km panjang sungai, maka sebaiknya digunakan altimeter yang cukup teliti, misalnya

dengan kemampuan membaca perbedaan tinggi sampai 10 meter (sebagai gambaran, untuk sungai yang berarus

deras dan banyak air terjunnya, perbedaan sungai rata-rata untuk tiap kilometer hanya sekitar 40 meter).

4. Menentukan Kedudukan Pada Peta

Dilakukan dengan cara bergerak menyusuri sungai sambil memperhatikan perubahan arah belokan sungai,

dibantu dengan tanda-tanda alam tertentu yang terdapat disepanjang sungai. Ada dua cara yang dapat dipakai

untuk menentukan kedudukan:

a. Dengan Bantuan Tanda-Tanda alam

Misalnya kita sedang melakukan penyusuran sungai dari titik A ke titik B, kemudian pada suatu tempat dijumpai

sebuah muara anak sungai di sebelah kiri, untuk menentukan kedudukan pada saat ini adalah: Lakukan orientasi

peta, kemudian amati sekitar medan dengan teliti, ukur sudut kompas (azimuth) dari lintasan sungai pada belokan

di depan dan di belakang dengan menggunakan kompas, ingat tanda alam sebelumnya yang terdapat di belakang (

misalnya di belakang kita terdapat sebuah delta) dan lihat juga tanda alam di depan (misalnya belokan sungai ke

arah kiri), kemudian gambar situasi sungai yang telah di dapat, kemudian cari padanannya pada peta (perlu

diketahui bahwa delta yang terdapat pada sungai adalah delta yang cukup besar, tidak tertutup pada saat banjir,

dan di tumbuhi pepohonan, jika tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak akan digambarkan pada peta.) apabila


masih kurang jelas, maka perlu dilakukan penyusuran sampai pada tanda alam berikutnya yang dapat lebih

memperjelas kedudukan kita.

b. Membuat Peta Sendiri

Teknik pelaksanaannya yaitu dengan penaksiran jarak dan pengukuran sudut kompas (azimuth). Sebelum

melakukan cara ini, sebaiknya mata kita di latih dahulu untuk menaksir jarak, misalnya untuk jarak 50 meter atau

100 meter. Cara termudah adalah dengan berlatih di jalan raya dengan bantuan sepeda motor atau mobil yang

penunjuk jaraknya masih berlaku dengan baik, dapat juga dengan bantuan tiang listrik (setiap 50 meter), patok

kecil di sepanjang jalan raya (100 meter). Jika mata sudah terlatih, dapat dipraktekkan pada jalan dalam kota yang

banyak belokannya. Untuk sungai di daerah hulu yang sempit dan banyak tikungannya, maka di pakai patokan

jarak setiap 50 meter dengan sisa ukuran terkecil adalah 10 meter. Sedangkan untuk sungai di daerah tengah dan

hilir yang relatifr lebih lebar dan lurus (kecuali pada daerah meander), atau jari-jari belokan besar (sudut

belokannya relatif kecil untuk jarak 100 meter), maka dipakai patokan jarak setiap kelipatan 100 meter dengan

sisa ukuran terkecil 25 meter.

Jadi kita membuat sungai menjadi sebuah batang yang terdiri dari banyak ruas panjang dan pendek, yang

berbelok-belok sesuai dengan sudutnya. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembuatan sungai

adalah : sediakan peralatan yang diperlukan, buat tabel pada kertas yang terdiri dari dua kolom, kolom pertama

untuk derajat (azimuth)dan kolom kedua untuk jarak (meter). Jika ingin lebih teliti dapat ditambahkan dua kolom

lagi, yaitu untuk lebar sungai dan keterangan yang diperlukan (misalnya jika ada penyempitan, batu besar di

tengah sungai, tebing terjal di kiri dan kanan sungai dan lainnya), bidik kompas pada awal pergerakan, dan taksir

jaraknya dengan mata yang sudah terlatih, isikan hasil bidikan pada kolom 1 dan 2, jika menggunakan perahu

sebaiknya dilakukan dari tengah sungai, hitung jaraknya sambil bergerak maju setiap 50 dan 100 meter. Setelah

sampai pada batas yang telah ditentukan dari ruas sungai, lakukan pembidikan dan taksirkan jaraknya kembali,

ulangi sampai melampaui 3 belokan sungai, kemudian buat gambar sungai tersebut berdasarkan hasil catatan yang

ada pada tabel, skala dapat di misalkan 1 cm untuk 100 meter atau lebih kecil lagi, kemudian cari padanan atau

bentuk yang mirip dari gambar sungai yang kita buat dengan peta sungai yang kita bawa, dengan demikian

kedudukan kita di peta dapat ditentukan yaitu pada titik terakhir yang kita buat, jika belum di dapat juga ulangi

sampai beberapa belokan lagi.

NAVIGASI RAWA

Navigasi rawa adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan rawa. Navigasi rawa

merupakan navigasi pada daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan navigasi gurun pasir. Tidak ada tanda

ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan patokan. Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi

aliran sungai yang dapat berubah akibat banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat

tiupan angin. Seperti pada navigasi darat (gunung hutan), maka langkah pertama yang paling penting sebelum

memulai perjalanan adalah mengetahui letak titik pemberangkatan di peta. Tanda-tanda medan yang dapat

dijadikan sebagai patokan adalah sungai, lokasi

desa terdekat, garis pantai (jika dekat dengan

pantai), jadi perlu diperhitungkan kecermatan

orientasi medan yang teliti.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

navigasi rawa adalah:

1) tentukan titik pemberangkatan kita di peta;


2) bidik arah perjalanan yang diambil, catat sudut kompasnya;

3) ukur dan catat jarak tempuh perjalanan dengan sudut kompas tersebut, lakukan terus untuk setiap bagian

perjalanan sampai menemukan tanda yang dapat dijadikan patokan, misalnya sungai, jika belum dijumpai,

lakukan terus sambil mencari tempat beristirahat. Cara mengukur jarak: a) Dengan penaksiran jarak (jika sudah

mahir), seperti navigasi man to man atau pemakaian back azimuth pada navigasi gunung hutan, pemegang

kompas berjalan di belakang dan rekan lainnya berjalan menurut sudut kompas. Batas jarak pengukuran untuk

satu segmen tergantung dari mata dan telinga, artinya sampai batas pengelihatan jika medannya tertutp atau

sampai batas pendengaran jika medannya terbuka, jadi panjang suatu segmen relatif, tergantung medan yang

dihadapi; b) Dengan menggunakan pita ukur atau tali, caranya sama seperti di atas, tetapi didapat hasil yang lebih

teliti; c) Dengan alat bantu ukur yang di pasang pada pinggang pemegang kompas, yaitu pemegang kompas

berjalan paling belakang, rekan yang di depan membuka jalur sesuai arah sudut kompas, ikat ujung benang pada

titik awal pada saat membelok atau merubah arah, lihat angka yang tertera pada alat pengukur tersebut. Putuskan

benang dan ikat kembali ujung yang baru pada titik belok; d) Dengan alat pengukur langkah yang dipasang pada

pinggang bagian depan. Catat jumlah langkah untuk setiap arah sudut kompas. Ambil patokan 10 langkah sama

dengan beberapa meter, atau kelipatan yang habis dibagi dengan 10;

4. Plot hasil pengukuran tersebut pada peta, pergunakan skala peta yang sesuai dengan skala peta yang dimiliki,

jika pengukuran jarak dan sudut kompas teliti maka akan didapat hasil yang akurat.

5. Pemeriksaan posisi akhir dengan orientasi medan. Jika tersesat, minimal kita mempunyai catatan perjalanan

untuk kembali ke tempat semula.

6. Jika sudut kompas dan jarak tempuh sudah ditentukan, maka plot di peta arah lintasan kita. Lakukan perjalanan

dengan sudut kompas tersebut dan pergunakan cara melambung jika medannya tidak memungkinkan untuk

dilalui, dengan tidak melupakan poin 2 dan 3.

Catatan: cara berjalan di rawa

a. Bawa tongkat dan tali. Tongkat untuk mengukur kedalaman lumpur rawa, dan tali untuk membantu menarik

teman yang terbenam.

b. Berjalan secara beriringan. Usahakan bejalan berdekatan dengan tanaman yang ada, injak bekas tumbuhan

semak, rumput, atau akar tumbuhan yang ada kaarena tanahnya relatif lebih keras.

c. Tebas ranting pohon, dan letakkan secara melintang pada jalur yang akan diinjak, gunanya untuk menahan

lajunya turunnya badan kita ke dalam rawa, prinsipnya sama seperti orang berjalan di atas salju yang lunak

dengan menggunakan sepatu ski, semakin luas permukaan yang diinjak, maka semakin ringan beban yang

ditanggung oleh salju.

d. Waspadalah terhadap binatang yang banyak terdapat di sekitar tanaman yang tumbuh di daerah rawa, umunya

mereka berbisa.

NAVIGASI PANTAI

Navigasi pantai adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di daerah pantai. Navigasi pantai jauh

lebih mudah jika dibandingkan dengan navigasi rawa dan sungai, sebab sebuah garis posisi sudah diketahui, yaitu

sebuah garis tepi pantai, jadi hanya dibutuhkan sebuah tanda lagi untuk melakukan resection. Tanda-tanda medan

yang dapat dijadikan patokan adalah: - sudut arah dari garis pantai; - tanjung atau teluk; - muara sungai;- pulau

atau karang yang terdapat disekitar pantai; - bukit yang terdapat didaerah pantai; - kampung nelayan


Jika sudah terlatih navigasi gunung hutan, maka navigasi di daerah pantai tidak menjadi masalah, karena pada

navigasi pantai lebih ditekankan pembacaan peta. Tanpa bantuan kompaspun sebenarnya kita dapat berjalan di

tepi pantai, kompas dibutuhkan jika harus melakukan perjalanan potong kompas, menghindari rintangan yang

berupa tebing terjal yang tidak mungkin untuk dilewati.

Langkah-lagkah yang harus dilakukan dalam navigasi pantai:

1) Plot posisi kita dengan cara resection.

2) Berjalan mengikuti garis pantai selama masih memungkinkan.

3) Catat waktu perjalanan untuk waktu yang berbeda atau tiap menjumpai tanda yang mudah dikenal. Ini

dilakukan untuk mempermudah kita jika kehilangan posisi. Periksa posisi kita di peta setiap menjumpai tanda-

tanda medan yang mudah dikenal, misalnya tanjung dan muara sungai.

4) Jika menemui rintangan yang berupa tebing karang yang tidak mungkin dilewati, lakukan resection untuk

menentukan posisi terakhir sebelum tebing tersebut. Setelah itu rencanakan perjalanan melambung dengan

bantuan kompas sampai melewati rintangan. Pada tebing karang, umumnya perjalanan harus melewati tanjakan

dan turunan yang terjal.

Apakah Orienteering itu?

Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering)

menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik

dipermukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau

sebagai olahraga yang dilombakan.

Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang

ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh

peserta,dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak ditengah tempat yang akan

ditemukan;atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk).

Diatas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus

mendatangi lokasi tersebut.

Untuk membuktikan telah datang,seorang orienteer menggunakan "punches"/alat

pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu

kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu

dengan lain.

Jalur antara "control" tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada orienteer,pemilihan rute

yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering.

Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap

orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri, dengan batasan waktu yang telah

ditentukan.

Peta


Meskipun mungkin untuk melakukan orienteering dengan sembarang peta, tetapi

akan lebih mudah lagi jika menggunakan peta yang khusus untuk orienteering.

Selain petanya akurat dan detil, peta tersebut disiapkan dengan skala manusia,

daerah-daerah dan perkembangan wilayah dipetakan sehingga apa yang nampak

di peta adalah hasil dari pembangunan manusia, dan perluasan wilayah

berlangsung dengan cepat.

Peta orienteering berkembang dengan cepat kurang lebih 50 tahun yang lalu.

PAda tahun 1940an, kegiatan orienteering di Skandinavia menggunakan peta 1 :

100.000 (1 cm : 1 Km),menggunakan peta terbitan pemerintah, kadang hitam

putih dan tanpa garis kontur untuk menampilkan bentuk dari daratan. Dewasa i

banyak kegiatan orienteering dilaksanakan dengan peta 5 warna yang mem

interval kontur 5 meter dan memakai skala 1 : 10.000 (1 : 100 meter).

ni,

akai

Banyak ciri-ciri peta orienteering yang berhubungan dengan peta untuk mendaki

gunung dan peta yang digunakan umumnya yang dibuat oleh pemerintah.

Bagaimanapun, satu gambaran dari peta orienteering yang spesifik adalah : garis

utara peta. Pada contoh terlihat disini, garis tersebut digambarkan dengan warna

biru (pada beberapa peta berwarna hitam). GAris utara peta adalah garis

lurus/sejajar yang membujur dari selatan magnetiske utara magnetis, dan membentang sepanjang 500 meter pada

peta. Mengapa garis utara pada peta orienteering tidak sama dengan utara sebenarnya? sebab sudut antara utara

magnetis dan utara sebenarnya (deklinasi) sangatlah besar pada beberapa tempat di dunia, dan alasan orienteer

menggunakan kompas untuk menentukan arah nmeraka sendiri (kearah utara magnetis, bukan utara sebenarnya,

ini menjadi standar untuk garis patokan pada peta sehingga mudah untuk menggunakan kompas orienteering

untuk menentukan sudut kompas.

Beberapa aturan umum untuk simbol peta orienteeting dibuat agar sistem mudah dimengerti.

Simbol Peta Orienteering:

Simbol hitam digunakan untuk bentukan batuan (sebagai contoh batu besar, tebing, tanah berbatu) dan

untuk tampilan garis seperti jalan,jalan setapak, gang sama seperti bangunan bangunan buatan manusia

(sebagai contoh, reruntuhan dan gedung-gedung)

Simbol coklat digunakan untuk bentukan tanah seperti garis kontur, retakan tanah, bukit kecil.

Biru digunakan untuk bentukan air: danau, kolam,sungai, jeram,rawa-rawa.

Kuning untuk menampilkan vegetasi - khususnya untuk tanah terbuka tanpa hutan. Kepadatan dari

warna kuning menunjukkan : warna kuning terang untuk padang rumput, kuning pucat untuk padang

rumput dengan rumput yang tinggi.

Hijau digunakan untuk menunjukkan vegetasi yang menghambat pergerakan dari seorang orienteer.

Daerah yang berwarna paling hijau, disebut "fight", yang hampir tidak mungkin untuk dilalui.

Putih di peta orienteering menunjukkan hutan dengan sedikit atau tanpa tanaman dibawah pohon - hutan

yang dapat dilaluio oleh orienteer dengan mudah.

Ungu (atau merah) digunakan untuk menandai jalur orienteering di peta. Kondisi yang spesifik untuk

kegiatan orienteering (seperti tempat untuk outbound dimana tanaman pertanian tumbuh) juga didesain

dengan warna merah.

SIMBOL PETA ORIENTEERING


Bentukan Tanah

Bentukan Air

Tampilan Garis


Bangunan Buatan Manusia


Bentukan Batuan

Vegetasi


Sebuah Jalur Orienteering

Sebagian besar jalur orienteering adalah titik-titik yang beraneka ragam, dengan start,

yaitu sebuah rangkaian dari kontrol yang harus didatangi dan telah dirancang secara

berurutan, dan finish. Biasanya orienteer tidak melihat peta dan jalur sampai sesaat

sebelum dimulai start. Bagaimanapun, pada lomba tingkat lokal yang kecil, petanya

mungkin sudah akrab, dan para orienteer dapat mengkopi jalur ini dari peta induk

sebelum di mulai lomba. Ada beberapa jalur-jalur yang tersedia pada satu pertandingan.

Penggolongan dimulai dari putih (jalur pendek untuk pemula) kemudian kuning, oranye,

hijau, coklat, merah dan biru (jalur yang panjang untuk ahli).

Ini adalah contoh dari jalur pemula. Peta ini memiliki 4 kontrol yang harus didatangi

secara berurutan yang mana kontrol tersebut saling berhubungan dan diberi nomor,

walaupun orienteer tidak dipaksa untuk mengikiti garis (hal ini lebih mudah untuk keluar

sedikit dari jalan yang telah ditentukan dan menggunakan jalan setapak). Dengan jalur

yang menjadi sebuah lembaran petunjuk, menjelaskan lokasi yang tepat dari bendera

kontrol di dalam lingkaran pada peta.

Lembaran petunjuk pada jalur ini adalah:

PUTIH 3.5 km , menanjak 75 m

Start: pojok dari peta

1 BL persimpangan jalan

2 JC percabangan sungai

3 PG ujung barat daya dari hutan

4 MP barat daya akhir dari bukit kecil

5 BL bagian atas dari lembah kecil

Finish: Pojok timur laut dari gedung (350 m)

Penjelasan petunjuk:

Nomor dari kontrol (tampak pada peta)

Kode kontrol (biasanya dua huruf) yang akan dipasang pada bendera di lokasi yang sebenarnya

Deskripsi dari ciri-ciri kontrol, termasuk(secara tepat) bagian dari ciri-ciri dimana bendera digantung.

Karena deskripsi lisan menjadi agak berubah-ubah, sebaiknya spesifik ke bahasa dari penyelenggara kegiatan,

para orienteer yang lebih maju menggunakan sistem dari simbol untuk meberi definisi petunjuk. Simbol petunjuk

saling berhubungan tetapi mirip dengan simbol peta, dan sistem simbol petunjuk internasional sangat berguna

untuk dipelajari untuk kemajuan seorang orienteer di luar tahap pemula.


Sekilas Tentang Orienteering

Orienteering berarti peta, hutan dan petualangan. tidak menjadi masalah

apakah itu orang muda ataupun tua. anda dapat berlari dengan cepat, berlari

dengan pelan ataupun berjalan. Anda dapat memulainya sesuai dengan

keinginan dan memilih rute anda sendiri antara marker/tanda merah atau

putih. Jika anda ingin sesuaitu yang menyenangkan, udara segar,

menjelajahi wilayah pedesaan - orienteering dapat menjadi olahraga yang

cocok bagi anda!

apakah orienteering? Orienteering adalah olahraga dimana pesaing nenentukan arahnya sendiri antara titik kontrol

atau khususnya yang tergambar di peta. Ada berbagai macam orienteering, yang paling umum adalah orienteering

dengan berjalan kaki. Untuk kegiatan ini, jalur membentang sepanjang kurang lebih 2 km untuk pemula dan anak-

anak sampai 12 km untuk orienteer dewasa yang sudah berpengalaman. Pada beberapa kegiatan orienteering ada

beberapa jalur untuk pemula dan untuk yang sudah ahli. Banyak Kegiatan orienteering di mulai pada kegiatan

yang diberi kode warna (C4).

Mengapa Melakukan Orienteering? Orienteering mengambil lokasi di berbagai tempat di alam terbuka, dari

taman kota sampai pedesaan hutan dan moorlands. Anda dapat menikmati pemandangan pedesaan, yang

kadangkala belum pernah anda kunjungi, hal ini mudah, jalan yang tidak melelahkan menjadi tetap bugar.

d Orienteering adalah olah raga yang sempurna untuk pelajar. Karena mempunyai jalur yang menantang untuk

segala usia dan kemampuan, dan dapat digunakan sebagai elemen di kurikulum nasional untuk IPA, Geografi dan

Mathematika. Orienteering adalah sebuah aktivitas yang dapat dilakukan di halaman sekolah sama baiknya

dengan di daerah pedesaan.

Pemilihan Jalur pada Orienteering

Navigasi pada orienteering dapat dibagi dalam dua faktor:

memilih satu dari beberapa rute yang mungkin untuk mencapat kontrol point

menemukan jalan anda sendiri sepanjang rute

Sekali anda belajar beberapa teknik dasar orienteering dan teknik navigasi, anda akan selalu dapat menemukan

kontrol - jika peta yang diberikan akurat. Oleh karena itu, banyak perbedaan waktu individual dapat terjadi karena

pemilihan rute. Ini memang benar adanya ketika kecepatan melewati wilayah bervariasi secara dramatis di tempat

yang berbeda-beda, yang mana dapat terjadi oleh banyak alasan:

jalan setapak di hutan lebih cepat dilewati

vegetasi dipeta yang berwarna hijau dapat memperlambat perjalanan

jalan menanjak dan kemudian menurun mungkin lebih lambat dibandingkan jalan mendatar

jalur lebih cepat yang potensial mungkin tanpa bantuan navigasi, ketika rute yang lebih panjang/pendek

menyediakan pendekatan navigasi yang mudah ke titik kontrol.

Faktor lain adalah tiap-tiap individu mungkin mempunyai kekuatan yang berbeda-beda; seorang mungkin berlari

sangat cepat di jalan setapak, tetapi lambat secara drastis ketika masuk hutan; yang lain mungkin tidak

mempunyai kecepatan yang baik, tetapi tangguh ketika jalan menanjak; yang lain lagi mungkin tidak punya

kepercayaan diri dalam kemampuannya membaca kompas, tetapi mungkin sangat baik dalam hal membaca

kontur. Jalur terbaik untuk pemula mungkin bukan jalur terbaik unruk para orienteer yang ahli.

Pilihan rute yang diberikan pada lomba diantara titik-titik kontrol mungkin mempunyai banyak solusi pilihan

jalur yang terbaik. Tetapi, solusi jalur yang terbaik mungkin tidak menguntungkan ketika seorang orienteer tidak

merencanakannya secara cermat.

Sebagai contoh, peta diatas dimana didalamnya terdapat pilihan jalur/rute dan variasi-variasinya yang diberikan

kepada orienteer papan atas pada Kejuaraan Nasional swedia beberapa tahun yang lalu. Tiap jalur orienteer

ditampilkan oleh satu garis merah, dan tempat dimana beberapa individu memakai jalur yang sama, nomor


berwarna merah ditampilkan berapa banyak orienteer mengikuti beberapa

bagian dari jalur. Beberapa tempat tidak bisa dilewati karena tanaman

pertanian sedang tumbuh dan ditandai dengan silang merah.

Meskipun ini mungkin contoh yang ekstrem, hal ini menunjukkan variasi

dari jalur (dan kombinasi subset dari jalur) yang dapat terjadi pada single

leg.

Tipe-Tipe Kompas

Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di dalamnya; cairan

tersebut mengatur gerakan dari jarum, sehingga anda dapat menggunakan

kompas dengan baik walaupun memegangnya kurang dengan sempurna.

Jangan membeli kompas yang murah tetapi tanpa cairan yang terdapat di

dalamnya. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika kompas

digenggam secara benar (mendatar), ujung warna merah mengarah ke utara,

dan putih mengarah ke selatan. An interesting detail is that there are

northern- and southern-hemisphere compasses. This has to do with the fact

a compass needle aligns, point into the earth at the north and south

magnetic poles. Ketika anda menggunakan kompas utara hemispher di, katakanlah, austeralia, arah selat

magnet mengarah kebawah oleh medan magnet, dan juga lebih berat dibanding arah utara - hasil di jarum yan

dapat ditangkap dan ditarik pada dasar kompas ketika kompas diletakkan secara horizontal. When you use

northern hemisphere compass in, say, Australia, the south end of the magnet is pulled downwards by the magnetic

field, and is also heavier than the north end - resulting in a needle that catches and drags on the bottom of the

compass housing when the compass is held horizontal.

A good compass will last a long time. However, some things can go wrong with a compass: the plastic

components can break, or the housing can develop a leak. Over time, the fluid within the housing may turn an

opaque blue-green. And, very rarely, the magnetization of the compass needle may reverse, so that the south end

now points to north.

Ada Dua Tipe Kompas Orienteering :

baseplate atau kompas protractor

that the magnetic field lines, to which

an dari

g

a

Kompas tipe ini ditemukan oleh Kjellstrom bersaudara semasa perang dunia II dan terdiri atas sebuah rectangular

baseplate, yang ditandai dengan panah warna merah sepanjang axis, dan lingkaran kompas ditandai derajat

(hampir di seluruh dunia untuk lingkaran penuh adalahy 360 derajat , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan

400 derajat). Tanda dibagian dasar rumah kompas adalah sebuah panah dan

sebuah garis paralel di dalam panah tsb. tampilan tambahan mungkin

termasuk lanyard untuk memasang kompas di pinggang, garis skala untuk

ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari baseplate, sebuah

cermin untuk membaca peta secara detail, dan lubang berbentuk lingkaran

dan segitiga untuk menandai jalur orienteering diatas peta.

Kompas Jempol / Ibujari

Di pertengahan tahun 1980 an, sebuah organisasi orienteering top dari Swedia

membuat terobosan untuk mengganti kompas baseplate dengan mempertajam

baseplate dan membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol.

Kompas ini lalu dipasang di jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas


yang juga dipegang dengang tangan kiri pula. Keuntungan dari sisitem ini adalah peta dan

kompas selalu di baca dalam satu unit, peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat,

ditambah satu tangan bebas bergerak; kekurangan adalah sudut yang sangat akurat sesuai

dengan sudut kompas sangat sulit diambil. Kesukaan seseorang biasanya menentukan

pemakaian tipe kompas yang akan dipakai; kejuaraan dunia memperbolehkan penggunaan

kedua tipe kompas tersebuat.

Menggunakan tipe kompas yang lain, ada dua skill dasar yang dibutuhkan seorang orienteer

:

Membaca Peta

Mengambil Sudut

Menggunakan kompas untuk membaca peta

Ini adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling penting :

Pegang kompas secara horizontal.

Letakkan kompas mendatar di atas peta.

putar peta sampai "garis utara" dari peta sejajar/satu garis lurus dengan jarum kompas.

Arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini membuat lebih mudah dibaca, seperti

membaca tulisan akan lebih mudah dari atas ke bawah.

Mengambil sudut

Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam kemiliteran atau

kepramukaan, ini dinamakan sebuah "azimuth", dan sudut-sudutnya dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat.

Orienteer mempunyai cara yang mudah, hanya mengatur sudut pada kompas mereka dan menjaga jarum tetap dan

tidak berubah, yang mana akan membawa mereka ke arah yang di tuju. Cara mudah mengatur arah pada kompas

orienteering adalah :

letakkan kompas di atas peta sehingga jarum kompas mengarah ke atas sesuai dengan jalan yang ingin

anda tuju

putar rumah kompas sehingga jarum kompas paralel dengan arah utara yang terdapat di peta (pastikan

titik panah utara dan bukan selatan)

take the compass off the map and hold it in front of you so that the direction of travel arrow points

directly ahead of you

rotate your body until the compass needle is aligned with the arrow on the base of the compass housing

pick out a prominent object ahead of you along the direction of travel, go to it, and repeat the process

(this way you can detour around obstructions but still stay on your bearing)

<>

melihat tanpa pilih tadi menuju Berjalanlah anda. tujuan belukar) semak atau tebing pohon, (misalnya medan di

ada>

Bagaimana anda tahu telah menemukan titik kontrol?

Bendera titik kontrol ditandai dengan lingkaran di peta. Bendera titik kontrol ini biasanya buatan pabrik

digantung pada sebuah kotak segitiga seperti layang-layang dengan kerangka dari kawat. Tiap tiga segi empat

bagian sisi-sisinya terbagi menjadi dua warna, segitiga bagian atas berwarna putih dan segi tiga bagian bawah


berwarna oranye. Di Amerika Utara, bendera biasanya digantung pada cabang pohon atau

kayu dekat titik kontrol, sedangkan di Eropa bendera biasanya digantung di tiang kayu atau

taing logam yang ditancapkan kedalam tanah.

Ditempelkan atau diletakkan dekat bendera kontrol satu atau lebih dan sebuah kartu dengan

" kode kontrol". Tiap bendera ditandai dengan kode kontrol yang unik dan tidak ada yang

sama, biasanya terdiri atas kombinasi dua huruf (angka boleh digunakan, tetapi aturan

internasional menyatakan bahwa angka 1-40 tidak diperbolehkan untuk kode kontrol).

Kode-kode ini biasanya terdaftar pada petunjuk yang menjelaskan kontrol pada tiap jalur,

dan banyak orienteer menulis kode kontrol di kotak koresponden pada kartu kontrol, untuk

memastikan bahwa mereka tidak melobangi kontrol yang salah atau pada kotak yang salah dari kartu pelobang. .

Bagaimana anda membuktikan jika telah mengunjungi titik kontrol?

Pelobang diletakkan atau digantung dekat bendera kontrol. Pelobang untuk orienteering adalah alat dari pastik

berwarna merah terang dengan nomor dari gigi logam yang tajam. Orienteer menggunakan pelobang ini dengan

menekan gigi logam yang mempunyai tanda tertentu pada kartu kontrol, di kotak koresponden pada titik kontrol

yang sedang dikunjungi. Ketika titik kontrol telah dikunjungi oleh beberapa peserta, ketika titik kontrol

digunakan oleh beberapa jalur yang berbeda, beberapa alat pelobang, semua menggunakan dengan tanda yang

sama.

Pada garis finish, orienteer memberikan kartu kepada panitia, yang kemudian mengecek apakah pelobangan kartu

kontrol sesuai dengan nomor kontrol tersebut.

kartu Kontrol

Kartu kontrol dapat terdiri dari banyak bentuk, tetapi yang paling penting

didalamnya terdapat kotak nomor untuk dilobangi. Untuk hampir semua

lomba orienteering, start dimulai secara per individu atau berkelompok,

sehingga tidak ada dua orang atau kelompok pada titik start pada waktu

yang sama. Tujuannya adalah agar tiap individu melakukan navigasinya

sendiri; mengikuti peserta yang lain dilarang dalam peraturan.

Kejuaraan orienteering dunia dan beberapa kejuaraan nasional berdasarkan

pada satu race. akan tetapi, pada kejuaraan orienteering Amerika Utara

biasanya menggunakan dua jalur yang terpisah yang dilaksanakan selama

dua hari (kadang dengan peta yang terpisah pula) total point tertinggi dan

waktu tercepat selama dua hari akan menentukan pemenang, dan kejuaraan

dunia yang terbesar, Sweden's O-Ringen, adalah lomba yang dilaksanakan

selama 5 hari dengan pemenang ditentukan oleh total waktu tercepat.

Banyak lomba termasuk variasi jalur dari tingkat pemula (navigasinya


mudah, sekitar 3 km) sampai kategori tertinggi (sukar, sekitar 10 km). Kejuaraan yang lebih besar juga akan

mempunyai kelas yang berbeda untuk pria dan wanita, dan juga untuk kelompok umur yang berbeda.

Daftar Istilah Orienteering

Aiming Off - tindakan dengan sengaja menuju satu sisi dari titik kontrol atau tempat sehingga anda sudah tahu jalan

singkat atau berputar untuk mencapai kontrol sebelum anda melihat titik kontrol tsb.

attack Point - sebuah tampilan alam dekat dengan titik kontrol yang dapat di temukan tempatnya dengan navigasi yang

cermat dengan menggunakan peta dan kompas.

Sudut Kompas - arah perjalanan yang diketahui melalui kompas.

Catching Feature (juga dinamakan Collecting Feature atau Backstop)- sebuah tampilan di peta dan di alam yang terletak

di luar titik kontrol atau atau setelah melewati titik kontrol yang mengindikasikan bahwa target telah terlewati.

Cek Poin - sebuah tampilan di peta atau tanah yang dapat digunakan bahwa anda masih berada pada rute pilihan anda.

Kontur - garis di peta topografi yang menghubungkan tempat-tempat yang berketinggian sama dari permukaan laut.

Kontrol/ Kontrol Marker/ Marker- sebuah marker berbentuk segi empat (biasanya berwarna oranye atau merah dan putih)

digunakan untuk menandai suatu titik di sebuah jalur orienteering, biaasanya dengan stempel atau pelobang yang

terpasang untuk menandai kartu kontrolsebagai bukti kedatangan peserta.

Kartu Kontrol- sebuah kartu yang dibawa oleh setiap peserta, dimana akan distempel atau ditandai pada tiap titik kontrol

untuk membuktikan kedatangan peserta.

Lingkaran Kontrol - sebuah lingkaran yang digambar mengelilingi titik kontrol di peta untuk mengindikasikan lokasi dari

sebuah titik kontrol. Titik kontrol harus benar-benar berada ditengah-tengah lingkaran.

Kode Kontrol - huruf atau angka pada tanda kontrol yang memungkinkan peserta untuk mengecek ulang bahwa titik

tersebut adalah benar.

Deskripsi Kontrol - daftar yang diberikan kepada tiap peserta yang sangat jelas menerangkan tiap titik kontrol. dan juga

diberikan kode kontrol.

Bentuk Kontrol - suatu tampilan alam atau buatan manusia dimana kontrol tersebut digantungkan.

Tanda Kontrol - see control.

Nomor Kontrol - angka yang digambarkan disamping tiap lingkaran kontrol di peta. Pada jalur lintas alam, nomor

kontroltersebut adalah titik yang wajib didatangi. bagian atas dari angka harus mengarah keatas.

Pelobang Kontrol - pelobang dari plastik kecil dengan desain berbeda dari pin. Digunakan untuk membuktikan tiap titik

kontrol telah didatangi.

Jalur - sebuah rangkaian dari kontrol yang terdapat di peta yang akan didatangi oleh peserta orienteering.

Jalur Lintas Alam - jalur klasik yang digunakan untuk hampir sebagian besar kompetisi. Titik kontrol wajib didatangi oleh

tiap peserta.

Dog-Leg - penempatan posisi dari sebuah kontrol yang favors approaching dan meninggalkan sebuah kontrol dari rute

yang sama, untuk mendahului pesaing yang lain mencapai titik kontrol. Desain jalur yang menghasilkan dog-leg sebaiknya

jangan digunakan.

Orienteering Murni - penggunaan navigasi yang sangat teliti di wilayah yang detil biasanya tergantung penggunaan

kompas, kompas dan penghitung langkah, dan biasanya menggunakan jalur pendek.


Simbol Finish - sama juga dengan lokasi titik start:

Jika lokasinya terpisah dengan titik start:

Melipat Peta - orienteer melipat peta mereka untuk membantu konsentrasi, hanya terpusat pada daerah yang mereka

hadapi, dan untuk mempermudah menentukan posisi mereka.

Handrail - Sebuah garis lurus yang mendekati paralel rute anda dan berfungsi sebagai acuan untuk titik berikutnya.

Knoll- sebuah bukit kecil.

Leg - sebuah bagian dari jalur diantara dua titik kontrol.

Legenda Peta - sebuah daftar dari simbol yang terdapat pada peta.

Tampilan Garis - sebuah tampilan yang mengarah pada satu tempat atau arah untuk jarak yang sama misalnya: jalan

setapak,selokan, dindning batu, dan aliran air. digunakan sama seperti handrail.

garis Lomba - lomba dimana peta ditandai dengan sebuah garis yang mengindikasikan rute yang sebenarnya yang harus

dilalui. Peserta menandai lokasi yang tepat dari tiap kontrol yang mereka temukan sepanjang jalur.

Orientasi Peta - membandingkan kondisi di peta dengan keadaan yang sebenarnya di alam. Ini adalah ketrampilan

mendasar di orienteering, dan berpengaruh terhadap keberhasilan navigasi. Peta dapat diorientasikan hanya dengan

membandingkan keadaan peta dengan wilayah atau dengan menggunakan kompas untuk menentukan arah utara.

Peta Induk/Master Map - sebuah peta yang dipasang dekat titik start yang mana peserta dapat mengkopi jalur mereka

kedalam peta kosong yang mereka buat. banyak orienteer yang berpengalaman akan mengkopi jalur kedalam peta mereka

ketika lomba sudah berjalan. Walaupun mereka diperbolehkan melakukannya sebelum waktu start di mulai. Di lomba yang

lebih besar, jalur sudah dicetak di dalam peta yang akan peserta gunakan.

Penghitung Langkah - sebuah sistem dengan menghitung dua langkah (setiap kali kaki kiri atau kanan menapak tanah)

untuk mengukur jarak yang telah dilalui. Seorang orienteer akan mengukur jarak antara dua titik dengan menggunakan

skala pada kompas dan lalu menghitung langkah mereka sampai jarak sudah tersebut sudah tercapai. Penghitung langkah

membantu seorang orienteer untuk mengetahui ketika mereka mungkin berjalan terlalu jauh atau kehilangan titik kontrol

yang mereka cari.

Tampilan Titik - sebuah tampilan di alam yang hanya mencakup wilayah yang kecil. Contoh di peta adalah boulders, pits

dan mounds, stumps, dan root mounds. Mereka tidak dapat sebagai tempat kontrol untuk sebuah jalur tanpa mereka

berada di handrail.

Sudut Kompas yg Cermat - beberapa kompas dapat digunakan untuk mengambil sudut kompas yang teliti (searah jarum

jam dari utara) yang mana dapat dijadikan patokan di alam terbuka

Pelobang - tindakan untuk menandai kartu kontrol dengan melobangi katru kontrol yang mereka bawa.

Reentrant- sebuah lembah kecil yang menurun kearah kaki bukit. Sebuah sungai memotong kaki bukit yang menciptakan

sebuah tipe bentuk reentrant. pada sebuah peta, garis kontur didiskripsikan sebuah titik reentrant dipuncak bukit.

Sudut Keselamatan/savety bearing - sebuah sudut kompas yang, jika diikuti, akan membuat orienteer yang tersesat

kejalan atau tempat utama lain. Ini mungkin dapat ditambahkan ke dalam daftar deskripsi kontrol sebagai jalur

keselamatan.

Peluit Keamanan - sebuah peluit yang dapat digunakan jika peserta terluka atau tersesat. International Distress Signal

adalah enam (6) tiupan pendek diulang selama interval satu (1) menit.

Skor/Nilai - peserta mendatangi beberapa titik kontrol semampu mereka dalam waktu yang telah ditentukan, misalnya 30

menit. Jika jaraknya bertambah atau titik kontrolnya sulit dicapai maka nilainya akan lebih tinggi dibanding dengan yang


lebih dekat atu lebih mudah di jangkau. Nilai akan dipotong untuk tiap kelipatan waktu ketika orienteer telah melebihi batas

waktu yang disediakan, misalnya 5 angka setiap peserta terlambat satu menit.

Spur - sebuah lembah kecil.

Start Event - sebuah lonba di mana peserta harus kembali ke start diantara tiap titik. Ini dapat digunakan untuk relay

events atau untuk keselamatan dan komunikasi dengan panitia tetap terjaga.

Simbol Start -a segi tiga yang digunakan untuk menunjukkan tempat start di peta. Ini seharusnya benar-benar berada

ditengah peta sebagai tempat pemberangkatan, dan satu titik diatasnya adalah titik kontrol pertama.

Jalur Terbatas - sebuah jalur yang selalu dibatasi dengan string line (berupa tali, pagar, tulisan dll). Jalur ini biasanya

digunakan untuk anak-anak untuk mengakrabkan mereka dengan hutan.

Thumbing - sebuah cara memegang peta, menggunakan ibu jari anda untuk menentukan lokasi anda sekarang. Untuk

melakukan ini dengan benar, anda harus melipat peta sehingga yang tampak hanya daerah lokasi anda sekarang

Sebelum melakukan perjalanan di alam bebas

Sebelum kita melakukan perjalanan hendaklah selalu memikirkan rencana adangan jika terjadi sesuatu yang buruk. misalnya apa yang dilakukan jika perjalanan tertunda, jika tersesat, jika cedera, dan apakah kita merasa siap untuk mengantisipasi semua itu.

Kemampuan berrnavigasi sangatlah diperlukan, pelajarilah dasar-dasar penggunaan peta dan kompas. Belajarlah dengan semua media yang ada seperti buku, internet, peta topografi, dan media yang lain. Belajarlah dengan orang yang mengerti cara membaca peta topografi dan penggunaan kompas, ajaklah dia untuk seatu perjalanan alam bebas dan belajarlah semaksimal mungkin.

“bermainlah” di alam bebas walaupun hanya perjalanan seharian kemudian pelajarilah jalur yang baru saja anda lewati dalam peta di rumah. Jika anda melakukannya tidak dalam keadaan tertekan, maka akan memudahkan anda untuk lebih terbiasa dan nyaman dengan keunikan garis kontur dari suatu peta topografi.

Suatu hal yang sangat penting ketika anda melakukan suatu perjalanan alam bebas, beritahukan kepada seseorang jalur yang akan anda lewati, fotokopi peta anda kemudian plot rencana jalur anda (minimal point start), kemudian berikan kepada saudara, teman, atau petugas basecamp setempat. Jika anda merubah jalur semula, sebelum memulai perjalanan beritahukan kepada mereka. Hal ini sangat berguna dalam pencarian jika nantinya anda tersesat.

Selama Dalam Perjalanan

Selain perlengkapan dasar, bawalah bohlam lampu senter cadangan, pensil atau bolpen, dan makanan darurat, berjanjilah kepada diri anda sendiri untuk tidak memakannya jika anda lapar selama masih ada makanan di awal perjalanan anda.

Cek selalu peta yang anda bawa, meskipun anda berada dalam jalur pendakian, ingatlah selalu dan rasakan bagaimana keadaan kontur di sekeliling anda.

Tetaplah selalu bersama-sama!!! Jika salah satu dari anggota anda terpisah, maka ia dapat dengan mudah keluar dari jalur yang semestinya dan tersesat.

Bawalah peluit dan letakkan di tempat yang mudah dijangkau misalnya diikatkan pada tali punggung tas sehingga mudah untuk diraih.

Bawalah alat penunjuk waktu sehingga anda dapat selalu mengetahui waktu. Hindarilah percaya diri yang berlebihan. Beberapa orang percaya tersesat hanya terjadi pada orang lain. Buang jauh-jauh ego anda dan biasakan untuk mengecek ulang posisi anda dan sadarilah dimana seharusnya anda berada. Ketika anda menjumpai bentang alam yang menonjol seperti percabangan jalan, jembatan, atau tempat peristirahatan, cobalah untuk mencari lokasinya dalam peta. Ini akan lebih membuat anda yakin dimana anda berada.

survival

Survival adalah suatu usaha untuk mempertahankan diri dari suatu situasi dan kondisi yang mengancam keselamatan. Jika kita berhasil keluar dari situasi dan kondisi tersebut berari kita survive (mampu mempertahankan diri). Subyek yang melakukan nya disebut survivor.
Situasi dan kondisi yang mengancam keselamatan tersebut tidak pernah kita harapkan ketika resiko-resiko tersebut tidak terprediksikan dan hambatan-hambatan tidak bisa kita atasi, tak ada jalan lain, agar kita bisa survive seharusnya kita mengerti akan teknik survival.

beberapa hal yang diperlukan dalam survival antara lain :

1. Jangan panik, kuasai diri, jangan cemas
2. Berfikirlah secara jernih dan logis
3. Periksalah apa yang kita miliki pada saat itu
4. Rencanakan sesuatu
5. Bertindaklah dengan tenang dan taktis

Inti dari hal-hal di atas adalah bagaimana kita dapat mengikuti alur situasi yang sedang berlangsung, tanpa dikendalikan oleh situasi tersebut.

Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi Survival
Usaha yang perlu kita lakukan agar dapat keluar dari kondisi survival dapat kita ketahui dari kata kunci survival itu sendiri. setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita lakukan bila kita berhadapan dengan kondisi survival
S : Size up the situation
Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman maupun diri sendiri. Apakah ada yang cedera? Berapa banyak persediaan makanan yang tersisa? Dalam lingkungan seperti apakah kita berada?
U : Undue Haste makes waste
Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan secara seksama.
R : Remember where You are
Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam ataupun mencari bentuan, pengenalan medan merupakan hal yang esensial.
V : Vanquish fear and panic
Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu. Tekut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak maka rasa takut akan meningkat menjadi panik. Panik akan mengakibatkan orang bertindak terburu-buru dan membuang energi. Panik juga dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang mengakibatkan putus asa.
I : Improvise
Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival. Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi. Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada. Inilah hal yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi bisa menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.
V : Value living (Hargailah hidup!)
Merupakan hal yang terpenting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk bertahan. Orang dapat bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi survival karena mereka menghargai hidup dan tidak beputus asa.
A : Act like the natives
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengenal dan menguasai medan. Jika bertemu dengan penduduk setempat bersikaplah ramah.
L : Learn basic skills
Belajarlah dan latihan teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik adalah menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasuk dan dapat dikerjakan secara otomatis. Berlatih dan tambah/tingkatkan pengetahuan tentang survival.

Dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap mental daripada penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.

Unsur-Unsur Survival
Unsur-unsur dimaksud adalah hal minimal yang harus diuasahakan agar kita berhasil dalam melakukan survival.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Air
2. Api
3. Makanan
4. Perlindungan

Air
Kebutuhan air
Untuk kondisi normal manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama 4 hari. Akan mati 8-12 hari. Bila ada air tetapi tidak ada makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan manusia akan air minimal 2,5 lt/hari.
Syarat Mutu air
Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Syarat fisik
Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitarI, jernih.
2. Syarat bakteriologi
Angka kuman 1cc kurang dari 100, Bakteri coli tidak ada dalam 100cc air
3. Syarat Chemis
Zat yag ada kurang dari 100 mg/lt, Zat organik kurang dari 10mg/lt, Mengandung fluor dan yodium.

Pencarian air
1. Pada daerah berbatu
Bila daerah ini bekas aliran lava, carilah rembesan air pada dinding lembah yang memotong aliran lava. Pada daerah berbatu kapur dapat dijumpai banyak mata air, sebab permukaannya mudah larut sehingga mudah dilalui air. Pada daerah berbatu granit air ada di pinggir, pada bagian rumput yang paling hijau, galilah kemudian tunggu sampai air merembes keluar. Pada daerah berbatu campur pasir, carilah saluran air yang biasanya terdapat di sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan pasir yang berpori.
2. Daerah Pantai
Gali bagian pasir yang lembab. Bila airnya payau dapat disaring dengan pasir. Gali lubang kecil beberapa meter dari garis pantai saat pasang nail, setelah air keluar hentikan penggalian. ambillah bagian atas dari air tersebut, sebab bagian bawah merupakan endapan air asin.
3. Daerah Pegunungan
Galilah pada dearah bekas aliran sungai. Biasanya ada air di bawah tanah atau di bawah batu. Pada hutan lumut, ambil lumut dan peras airnya. Cari air di daerah lembah, karena dasar lembah dekat dengan permukaan air tanah.

Makanan
Pada bahasan kali ini dimaksudkan agar kita dapat bertahan dengan mengkonsumsi makanan yang ada di sekitar kita. bahan makanan tersebut bisa berupa hewan maupun tanaman.

Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan adalah:
1. Tidak bergetah susu, yang biasanya menyebabkan rasa gatal di mulut dan warnanya mudah berubah bila bereaksi dengan udara.
2. Tidak terdapat bulu pada permukaan batang dan daun
3. Tidak menimbulkan rasa panas, pahit, dan masam bila dimakan
4. Tidak berbau langu
5. Warnanya tidak mencolok
6. Tidak di hindari oleh hewan

Kecuali tanaman-tanaman yang telah dikenal dengan baik sebaiknya syarat-syarat di atas dipenuhi. Hindari mengkonsumsi satu jenis tumbuhan secara berlebihan.
Pada umumnya hewan dapat dimakan. Contoh : cacing, ular, belalang, ayam hutan, babi hutan, dll.

Api
Api diperlukan sebagai pemberi kehangatan, memasak makanan, penerangan, tanda permintaan pertolongan, meningkatkan kondisi psikis, dll
Unsur pembuat api :
1. Penyala
Kayu kecil, serbuk kayu, ranting pinus, kulit palmae, dll
2. Pembakar
Kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang yang kering, dll
Penyala api darurat
1. Berbagai benda yang mengandung lensa. contoh : kamera, teropong, dll
2. Gesekan kayu dengan kayu. biasanya menggunakan bambu
3. menggunakan busur dan gurdi

Perlindungan
Biasanya disebut bivak/tempat perlindungan sementara. akan tetapi harus memenuhi syarat melindungi diri dari hujan, dingin, panas, serangga, dan binatang lain.
Syarat mendirikan bivak antara lain :
1. Syarat Kesehatan
Ada sumber air untuk makan dan minum pada jarak yang dekat, mudah mengalirkan air yang kotor, tanah mudah menyerap air/cepat kering, Tanah tidak berbau atau beruap, contoh : kuburan.
2. Syarat teknis
Dekat sumber bahan bivak, dekat kayu bakar.

Tujuan dari syarat-syarat dimaksud adalah agar dalam mendirikan bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. sedang lokasi yang memenuhi syarat adalah daerah ketinggian, bukan di sungai kering dan jangan dibawah pohon dan ranting lapuk.
Jenis dan macam tempat perlindungan :
1. Alam
contoh yang lazim adalah ceruk-ceruk atau gua.
2. sementara
- dengan ponco , bisa bentuk miring atau tenda, atap yang rendah biasanya membuat suhu di dalamnya lebih hangat.
- dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, contohnya daun palmae, ranting, dahan ,daun, dll
- semi permanen, menggunakan kerangka, mempunyai dinding, dan pintu, contohnya gubug, tenda

Jika Anda Tersesat


Ingatlah selalu sebuah akronim yang difavoritkan oleh Emergency Respons Institute of Olympia, yaitu : S-T-O-P Stop, Think, Observe, dan Plan

STOP : Jika anda merasa tidak nyaman dengan situasi, jangan pergi lebih jauh, juga jangan panik, seorang pemula atau penggiat alam bebas yang belum berpengalaman dinasehati untuk tetap berada di tempat ketika mereka merasa tersesat, “peluklah sebuah pohon” dan nasehat-nasehat yang lain. Peraturan itu berubah jika area tersebut tidak aman atau salah satu anggota kelompok anda membutuhkan bantuan medis. Berhitunglah sampai 10, minum beberapa teguk air atau makan makanan kecil agar pikiran anda menjadi lebih segar dan dapat membantu mengatasi situasi yang anda alami.

THINK : Dimana anda berada ketika anda yakin akan posisi anda. Apakah disebuah persimpangan jalan setapak? Apakah anda dapat kembali ke titik awal? Apakah anda dapat mendengar atau melihat bentang alam yang dapat membantu anda untuk berorientasi, seperti Jalan raya atau jalan setapak? Jika ada, dengan hati-hati kembalilah ke titik itu kemudian tetapkan pilihan anda akan terus melanjutkan perjalanan.. ingatlah bahwa anda harus mampu menguasai situasi, jangan sampai situasi yang menguasai anda..

OBSERVE : Pasang baik-baik seluruh indera anda, gambarkan dalam pikiran anda bagaimana bisa sampai di posisi anda sekarang. Ingatlah semua detail serta keadan, sehingga anda memiliki gambaran, gunakan untuk membawa anda ke tempat dimana anda yakin akan posisi anda sebelum tersesat tadi. Lakukanlah, jika tidak yakin tetaplah berada di tempat karena lebih mudah bagi regu penolong untuk menemukan anda dekat dengan jalur pendakian anda yang sebenarnya. Apakah disana ada sesuatu yang mungkin berguna bagi anda? Adakah bahaya yang harus anda hindari? Kapankah hari gelap? Serta bagaimana keadaan cuaca?

PLAN : jika anda bersama teman, diskusikan sebuah rencana. Jika sendirian ini akan membantu untuk membuat rencana seolah-olah anda sedang menjelaskan rencana anda kepada seseorang. Jika rencana ini masuk akal, laksanakan rencana anda tersebut, jika tidak maka tinjau kembali rencana anda. Jika situasi berubah tidak sama dengan apa yang anda rencanakan, gunakan kembali metode “STOP” untuk memperbaiki rencana semula.

Tips : Apakan anda yakin kalau anda dekat dengan “obyek vital” seperti jalan raya, jika iya dan anda percaya dengan arah itu dan hari masih terang, pertimbangkan untuk menerobos semak-semak menuju tempat tersebut.

Mungkin hanya ini saja yang bisa aku uraikan sedikit banyaknya tentang ilmu yang menyangkut dengan mountaineering.. dan disini banyak kekurangan2 yang perlu kita tambahkan untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang…



Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search